Minggu, 19 Juni 2016

Cerita ML Sama Gadis Desa Yang Cantik - Cerita Blue

Cerita ML Sama Gadis Desa Yang Cantik

Cerita Blue Kali Ini Akan bercerita tentang Gadis Desa Yang Cantik - Khodijah, demikianlah nama gadis itu, berparas sangat cantik dibalik kerudung putih yang selalu dikenakannya setiap kali keluar rumah ataupun berpergian. Tak heran semua lelaki menjulukinya si bunga desa, sebab postur tubuhnya ramping namun padat berisi diusianya yang masih sangat muda belia ini, delapan belas tahun. Wajah manisnya begitu sedap dipandang mata dari sisi manapun ia dilihat serta memiliki bola mata yang akan membuat seluruh pria terpana serta luluh oleh pesona kewanitaannya, apalagi ia berhidung sangat mancung dan bangir sekali, bibirnya mungil kemerahan dan selalu tersipu malu tatkala berpapasan mata dengan lelaki.
Namun tidak untuk saat ini, sebab mata indah yang selalu mengukir bentuk wajahnya dengan alis menawan yang hitam lebat kini tampak mendung saat harus merelakan kepergian kekasihnya, Zulkarnaen.

Terpaku dalam keheningan dan bibir kelu kedua manusia ini hanyut dalam pikiran masing-masing di hamparan lepas pantai pada pesisir desa mereka yang menyimpan banyak kenangan masa kecil mereka.
“Berjanjilah untuk selalu menungguku, Khodijah..”,suara Zulkarnaen pun akhirnya keluar disaat-saat terakhir kebersamaan mereka, meskipun terdengar berat dan sedikit parau, ada nada takut kehilangan disana. Dipegangnya kedua jari jemari gadis itu dimana masih melekat cincin emas di jari manis Khodijah.
“Mas..”, Khodijah tercengang, ada rasa haru dan gembira disana tak terkatakan sudah, janji Zulkarnaen memang telah dibuktikan dengan ikatan pertunangan mereka seminggu yang lalu dan cincin itu akan selalu dikenakannya dalam penantian panjang.
“Aku pergi dirantau takkan lama, percayalah sayang.. setelah aku datang kembali nanti, aku akan langsung melamarmu..akan kubawa uang yang banyak untuk mengawini dan membahagiakanmu Khodijah..”, Dipeluknya gadis itu dengan dekapan penuh akan kerinduan yang dalam. Khodijah menengadahkan wajahnya dalam pelukan Zulkarnaen memandang wajah kekasih hatinya penuh kegalauan. Ahh.. mata gadis itu semakin memberatkan langkah dan niatnya.
“Berhati-hatilah diperjalanan mas, aku akan selalu menanti kehadiranmu kembali..”, tak kuasa Khodijah membendung bola matanya dari luapan air kesedihannya yang tertumpah membasahi kedua pipi dibalik kerudung putihnya itu. Zulkarnaen diusianya yang ke dua puluh tiga ini memanglah sosok lelaki dambaannya sejak kecil, berwajah ganteng dan menjerat seluruh hatinya sudah. Linangan air mata itu segera dihapus oleh jemari sang kekasih.
“Tentu dindaku sayang..”, sahut Zulkarnaen dan lima menit mereka berangkulan sebelum kapal layar yang akan ditumpangi kekasihnya segera berangkat. Dalam belaian angin laut yang mengibaskan kerudung putih dan pakaiannya gadis itu melambaikan tangannya kearah perahu dimana kekasihnya berada, menjauh dan semakin menjauh dari tempatnya berdiri.

Tanpa disadari oleh gadis itu sepasang mata tampak mengawasi tubuhnya dari jauh sambil tersenyum menyeringai penuh maksud yang hanya diketahui oleh si empunya si sosok ini. Khodijah sepeninggal Zulkarnaen tinggal bersama kakek Zulkarnaen, seperti Khodijah yang sebatang kara ini tak tau dimana ayah dan ibu serta kakek neneknya berada. Ia hanya anak pungut yang diangkat oleh kakek Zulkarnaen sejak kecil, orangtua Zulkarnaen juga telah tiada pula karena sakit oleh wabah pes yang pernah melanda desa itu sebelumnya. Namun sebulan kemudian kakek Zulkarnaen menderita sakit keras pula dan meninggal, hal ini membuat Khodijah sangat bersedih hati. Semua kejadian itu tak luput dari pengawasan sesosok lelaki yang selalu mengintai gerak-gerik gadis itu.

Sosok lelaki itu bernama Sobirin, seorang lelaki yang dulu pernah ditolak cintanya oleh Khodijah dua tahun yang lalu, karena Khodijah sedari kecil telah bersama-sama dengan Zulkarnaen, ia lebih memilih Zulkarnaen yang keluarganya dalam hal ini kakeknya telah berjasa merawatnya sejak kecil dibanding Sobirin yang segala perawakan dan wajahnya teramat jauh penampilannya dari Zulkarnaen. Sobirin berusia tiga puluh lima tahun, bertubuh pendek serta cenderung kontet, rambutnya keriting dan wajahnya agak buruk rupa. Selepas ditolak cintanya oleh Khodijah, ia bekerja kepada penguasa setempat, julukkannya adalah datuk, namanya barkonang, ia memang seorang yang sangat berpengaruh saat itu, usianya kurang lebih lima puluh tahun, bisa dibilang dialah si penguasa daerah termasuk desa tempat dimana Khodijah tinggal.

Tubuhnya gemuk tapi kekar dan juga tinggi besar, kepalanya sedikit botak dengan lusinan rambut putih yang menghiasi batoknya. Dan ia juga telah mendengar kabar pula tentang kecantikan Khodijah yang menyandang gelar kembang didesanya itu. Berkat kegigihannya menjadi anak buah datuk, Sobirin mendapat kepercayaan menjadi tangan kanannya dari menjadi centeng untuk melindungi datuk sampai urusan memata-matai wilayah jajaran kekuasaan si datuk. Sepulangnya dari mengintai tampak Sobirin berbisik-bisik serta memohon sesuatu kepada datuk penguasa tersebut yang dibalas dengan anggukan tanda setuju.Beritaseks

Seminggu kemudian, ketika malam semakin larut, Khodijah tampak berjalan pulang selepas jamuan makan malam salah seorang teman didesanya, busana yang dikenakannya malam itu sangat sopan dan tertutup lengkap dengan kerudung putihnya, lengan bajunya tertutup sampai pergelangan tangannya, sedangkan bagian bawahnya menutupi sampai tumitnya yang mengenakan selop. Agaknya ia kemalaman pulang sendirian, tanpa disadarinya dua sosok manusia mengikutinya dari belakang, rupanya kedua orang itu adalah suruhan datuk barkonang, tujuannya cuma satu, yaitu menculik gadis itu. Khodijah terlambat menyadari bahaya tersebut, tubuhnya telah tercengkeram erat, belum sempat ia berteriak, mulutnya telah terbungkam oleh bekapan kain gombal. Kedua orang tadi mengikat erat kedua belah tangan dan kakinya, kemudian tubuhnya Zulkarnaenukkan dalam karung untuk kemudian dibopong berdua dan hilang dalam keheningan dan gelapnya malam.

Samar-samar terlihatlah wajah seseorang yang tengah menyeringai menatapi dirinya, Khodijah mendapati dirinya terlentang dalam hamparan sprei berwarna putih bersih dalam kamar asing yang besar dan masih dalam keadaan terikat erat kedua tangannya yang menelikung kebelakang punggung serta mulut mungilnya yang tersumpal gombal namun masih berbusana lengkap. Orang itu kemudian menarik lepas gombal di mulutnya dengan kasar.
“Sobirin.. Oh tidak! Apa-apaan ini?! Lepaskan aku!!”,jeritnya tertahan setelah pandangannya menjadi jelas, ditatapnya seluruh ruangan, ada tiga orang lagi yang mendampingi Sobirin, orang yang pernah ia tolak cintanya dulu, salah satunya ia kenal sekali, yakni si datuk penguasa dengan dua orang yang menculiknya tadi.
“Hehehe.. Khodijah..rupanya kau masih mengenali aku.

Tahukah engkau? Mengapa engkau sekarang kubawa kesini?”,Sobirin terkekeh-kekeh dibalik wajahnya yang buruk rupa itu, sementara yang lainnya masih senyum-senyum belum bereaksi sama sekali.
“Apa maksudmu Sobirin? Salah apa aku kepadamu? Dan untuk apa kau bawa aku kehadapan datuk?”,gadis itu mengernyitkan alisnya tak mengerti disela-sela ikatan yang mengunci pergelangan tangan dan kakinya.
“Khodijah..apakah kau tidak tahu kalau kakekmu selama ini telah berhutang uang kepada kami dalam jumlah yang sangat besar..”,suara berat yang berwibawa itu akhirnya terlontar pula dari datuk barkonang, sang penguasa menyela ketidakmengertian gadis itu.
“Hutang? Ampun datuk..mendiang kakek tak pernah cerita padaku tentang hal tersebut”,Khodijah semakin putus asa mendengar hal demikian.
“Betul sekali! Kakekmu telah lama berhutang kepadaku.. dari sejak memulai usaha sawahnya, sampai ia merestui pertunangan kalian dan membiayai bekal perjalanan kekasihmu merantau.. dan menurut catatan kami saat ini..”,datuk menyuruh Sobirin memperlihatkan surat utang dimana memang terdapat tanda tangan kakek Zulkarnaen tersebut kepada Khodijah. Gadis itu benar-benar kaget setengah mati melihat kenyataan tersebut dan langsung lemas tak bertenaga.
“Mengapa banyak sekali datuk?”,gumam Khodijah lirih tanpa semangat lagi.
“Hehehe.. tentu saja banyak Khodijah.. bukankah bunga yang datuk tawarkan memang sangat besar.. toh kakekmu setuju dengan perjanjian tersebut, sayang saja tua bangka itu telah mati lebih dulu sebelum kami menagih hutangnya itu..”,jawab si penguasa.
“Karena cucunya masih hidup, maka cucunya kini sudah harus menanggung semua hutangnya si kakek..”,sela Sobirin menambahkan.
“Kurang ajar sekali engkau Sobirin! Tampaknya semua ini adalah siasat kotormu!”,ujar Khodijah gemas.
“Hehehe.. Khodijah.. aku sudah menjadi anak buah datuk.. segala permasalahanmu telah sepenuhnya kuserahkan keputusan kepadanya”,Sobirin melirik ke si datuk memohon persetujuan.
“Dengan apa engkau akan membayarnya Khodijah?”,tanya datuk penguasa itu dengan suara tenangnya yang khas namun sangat menggetarkan gadis itu.
“Apakah engkau sanggup membayarnya Khodijah?”,desak Sobirin dengan senyum jelek kemenangan, sebab gadis itu tak pelak lagi tak akan mungkin sanggup mengganti semua hutang kakeknya yang telah mati.
“Dan..hal yang paling membuat aku tak percaya, bahwa kepergian kekasihmu itu adalah untuk merencanakan pemberontakan terhadap kekuasaanku! Ia pergi untuk mencari orang-orang diseberang lautan yang tidak senang akan diriku dan berniat melawan dan membunuhku agar ia tak perlu lagi membayar hutang kakeknya yang sudah sangat mencekik leher itu!”,suara datuk terasa bagai guntur yang menggelegar disiang hari ditelinga gadis itu.
“A..pa?! Tak mungkin! Itu fitnah! Zulkarnaen tak akan berbuat seperti itu datuk, percayalah.. jangan mendengar mulut culas si Sobirin ini..”,belum lagi Khodijah berkata melayanglah tamparan telak mengenai pipi kirinya, plak!!.. Si penguasalah yang melakukan hal itu kepadanya.
“Berani-beraninya engkau menyangkal hal itu dihadapanku!”,maki si datuk barkonang.
“Ampun..ampun datuk!”,mohon Khodijah meratap, pipi kirinya yang putih bersih telah memerah terkena tamparan telapak tangan datuk.
“Saat engkau pergi tadi, Tohari dan asep telah mengacak-acak isi rumahmu Khodijah dan menemukan surat tulisan tangan nama-nama orang yang akan dikumpulkan kekasihmu dirantauan!”,Sobirin menunjukkan bukti surat tersebut pula pada Khodijah.

Tak ada alasan untuk dapat mengelak lagi dari kenyataan, bahwa itu adalah memang tulisan tangan Zulkarnaen, kekasih dan tunangannya.
“Jangan menyangkal lagi! Kekasihmu telah berada ditangan kami, Khodijah!”,datuk itu menyeret tubuh Khodijah ke ruangan kamar yang lain dimana kekasih gadis itu tergeletak pingsan dengan tangan dan kaki terikat erat serta mulut tersumpal pula.
“Zulkarnaen..!!”,jerit Khodijah tertahan, bibirnya terasa kering sudah bagai dibakar, ia berharap semua ini hanyalah mimpi, tetapi itu memanglah sosok tubuh si Zulkarnaen.
“Hukuman terhadap kekasihmu yang merencanakan pemberontakan adalah maut! Namun Sobirin telah berulang kali memohon kepadaku agar tunanganmu itu dapat diselamatkan dari hukumanku! Asalkan engkau memberi kami pilihan! Zulkarnaen hanya akan kami kurung dan terbebaskan dari hukuman mati dan semua hutang kakekmu terlunasi jika engkau sudi menebusnya dengan tubuhmu ..hanya malam ini sampai matahari pagi mulai terbit esok hari”,lanjut penguasa lagi terang-terangan.

Khodijah terjebak dalam kesulitan yang teramat pahit, tubuh indahnya menggigil bergetar, semua pasang mata di kamar besar itu tertuju kepadanya termasuk dua centeng yang menculiknya tadi, yakni Tohari dan si asep, lama bunga desa ini termenung dalam kekalutan pikiran atas keselamatan kekasihnya yang tercinta. Lamat-lamat akhirnya gadis itu mengangguk perlahan sebagai jawaban atas persetujuannya, meskipun dengan sangat berat hati.
Pekatnya malam tidaklah sepekat hati Khodijah, si bunga desa yang masih muda belia dan sangat cantik parasnya ini, sebab kini dalam keheningan sang malam yang menyelimuti kawasan desa kekuasaan datuk, disamping ranjang besar gadis itu berdiri diapit oleh Sobirin dibelakang serta datuk didepannya, kerudung putihnya direnggut oleh tangan Sobirin dari belakang dan tergerailah rambut hitam lebat gadis itu yang seketika jatuh dipundaknya, rambutnya memanjang melewati pundak belakangnya, sungguh indah dipandang mata. Dari depan datuk membuka busana yang dikenakan Khodijah hingga terlucuti hingga ke mata kakinya.

Semua terpana takjub melihat tubuh gadis itu yang kini tinggal mengenakan kutang dan sempaknya,betapa tidak! Tubuh gadis itu ramping namun sangat padat berisi, pusar dan perutnya terlihat rata serta berkulit putih tanpa cacat dan cela sama sekali. Khodijah tertunduk malu diselingi isak tangisnya yang tertahan, tak biasa ia diperlakukan seperti ini sebelumnya, selama hidupnya baru kali ini tubuhnya dilihat lelaki, tak hanya satu.. tapi empat orang!
“Bagus Sobirin! Sekarang buka kutangnya juga!”,perintah datuk yang langsung dilaksanakan oleh orang kepercayaannya itu.

Kutang itu telah jatuh kelantai kamar, semua melihat bagian dada gadis itu yang telah terbuka, tampaklah kedua belah payudara nan begitu indah bentuk dan lekukannya disertai dengan hiasan putingnya yang berwarna merah muda. Sobirin, Tohari dan asep tak berani mengeluarkan suara sedikitpun karena akan mengganggu kesenangan datuk penguasa itu, mereka hanya menelan ludah perlahan dengan masing-masing jakunnya turun naik menatapi kemolekkan buah dada gadis belia tersebut. Khodijah ingin menyilangkan tangannya didepan dada untuk menutupi payudaranya, tetapi tangan Sobirin mencegah niatnya itu, gadis belia itu semakin tertunduk berurai air mata lagi.

Kini tubuh setengah telanjang gadis itu direbahkan diatas pelataran ranjang bersprei putih itu dan tetap diapit depan belakang oleh datuk dan si Sobirin, diam-diam Sobirin celegukan memandangi payudara gadis ini yang dulu menolak cintanya mentah-mentah, namun kini tak berdaya dalam kekuasaan dan cengkeraman penguasa dan dirinya. Panggul gadis desa yang mulus itu ditaruh didada berbulu Sobirin yang kontet, bak sudah dicucuk hidung, Khodijah hanya menuruti saja tubuhnya digerakkan dan dibentuk sedemikian rupa hingga kini belakang kepalanya terhimpit dikasur dan seluruh tubuhnya yang selangkangannya masih tertutup sempak hanya bertopang pada kedua pundaknya kiri dan kanan, sementara kedua belah kakinya yang masih mengenakan selop itu terjurai sejajar keatas.

Dengan jari tangannya yang gemetar dideru nafsu Sobirin melucuti sempak Khodijah melalui kedua kakinya yang menjulang tinggi diatas kasur, lalu kedua betisnya yang putih mulus dan halus itu dicengkeram erat-erat oleh tangan Sobirin untuk kemudian dibuka mengangkang seperti kaki katak, setelah kedua selopnya dilepas, kini sempurnalah sudah ketelanjangan gadis belia cantik ini memperlihatkan seluruh bagian di tubuhnya.

Dalam posisi sedemikian rupa, keempat lelaki itu kini dapat melihat seutuhnya bagian-bagian terlarang dari si kembang desa, sementara gadis itu sungguh merasa malu demi mengetahui tubuhnya yang telanjang menjadi tontonan gratis dan menarik bagi lelaki-lelaki itu, sedu sedannya tak juga berhenti meratapi nasibnya yang malang. Kedua belah paha Khodijah terbuka sudah menampakkan bagian yang paling pribadi ditubuhnya, selangkangannya dihiasi oleh dua lubang keintimannya, lubang yang tampak segaris nan dihiasi oleh bulu-bulu halus itu adalah lubang kemaluannya, selama ini ia hanya mempergunakannya semata-mata menuntaskan hajatan untuk pipis saja, lubang yang satunya lagi adalah lubang anusnya nan digunakan untuk pelepasan. Kedua lubang itu berwarna merah muda dan terukir indah disela-sela pahanya.
“Hmm..benar-benar indah.. dan juga wangi..”,puji datuk demi melihat kemaluan dan pantat dara itu sambil sesekali membaui selangkangan gadis muda belia nan cantik itu.
“Dan semuanya hanya untuk datuk..”,sembah Sobirin kepada datuk. Tubuh Khodijah seperti telah menjadi ajang pertaruhan tebusan atas keselamatan nyawa kekasihnya dan berhak diperlakukan sesuka hati. Bagaikan diperhamba saja, kedua ibu jari kekar milik si datuk dengan leluasa membuka perlahan kedua belah bibir kemaluan Khodijah seperti orang yang sedang membelah duren, aroma khas yang terpancar dari dalam lubang intim gadis itu semakin nyata dihidungnya.

Seiring dengan terbukanya area belahan dalam liang untuk sanggama milik si bunga desa ini. Terlihatlah isi bagian dalam lubang surganya yang berbentuk celah daging merah menyala, dan yang membuat hati datuk itu menjadi senang adalah tatkala ia menemukan selaput dara Khodijah masih menjaga dengan utuh jalan masuk kedalam liang kemaluannya nan memukau.
“Betapa bodohnya engkau Zulkarnaen..punya tunangan secantik ini kau sia-siakan hanya demi adat dan tata krama yang kaku.. sehingga kau tak berkesempatan lagi untuk menjadi yang pertama bagi gadismu sendiri..kasihan sekali engkau Zulkarnaen..karena keperawanan gadismu inilah yang pertama kali akan kucicipi..akulah lelaki pertama yang akan menundukkan gadismu.. yang akan membuatnya akan selalu mengenang malam ini dalam hidup dan kehidupannya..hehehe Khodijah..engkau akan jadi milikku sekarang!”,gumam si datuk penguasa didalam hati.

Telapak kaki gadis ini bergetar ketakutan dalam cengkeraman tangan Sobirin yang terus memegangi agar posisi kaki indah Khodijah tidak berubah sama sekali, sekilas lelaki kontet yang buruk rupa itu teringat saat mengamati gadis yang diam-diam telah dicintainya ini sedang pergi ke sawah melewati pelataran, ia sering melihat telapak kaki indah ini melangkah di pematang sawah dan meninggalkan jejak-jejak mungil disana, juga saat gadis ini sedang pipis di sungai, Sobirin selalu mengintip setiap ada kesempatan dan selalu hanya bisa membayangkan dari jauh bentuk kemaluan gadis ini. Namun kini ia dapat melihat dengan jelas telapak kaki dara belia nan cantik ini dengan sepuas hatinya dari jarak dekat tengah mengangkang dihadapannya dan datuk, serta menyaksikan dengan jelas pula bagaimana bentuk lubang kemaluan Khodijah tanpa harus capek-capek mengkhayal lagi.

Sebenarnya dalam lubuk hati Sobirin yang paling dalam tidak rela gadis ini terjatuh ketangan datuk penguasa, namun demi kesetiaannya kepada si datuk, dengan sangat berat hati ia berusaha menenangkan hatinya sendiri merelakan gadis yang dicintainya ini dipersembahkan untuk kesenangan tuannya.
“Tenang Sobirin, nanti engkau juga akan kubagi selepas ini..”,itulah jawaban datuk yang sepertinya tahu apa nan tengah berkecamuk dalam hati lelaki kontet ini seraya mendekatkan mulutnya ke celah kemaluan Khodijah, mengeluarkan lidahnya dan mulai menjilati lubang sanggama gadis itu dengan lahap.

Dijanjikan seperti itu membuat Sobirin makin bersemangat melaksanakan tugasnya mencengkeram kaki indah si gadis desa, sementara datuk melaksanakan aksinya mengulas lidahnya kedalam liang kegadisan dara belia ini. Apa yang dirasakan Khodijah adalah sesuatu yang aneh mengalir dalam darah ditubuhnya, suatu rasa baru yang perlahan-lahan semakin mengusik kalbunya, membangkitkan gairah kewanitaannya, membelai lembut urat-urat keperawanannya nan berkutat mendesak birahi mudanya. Arus syahwat yang mengusap keintimannya itu tambah lama menguat membobol dinding-dinding pertahanan nafsunya sendiri, sekian lama bertahan anunya diolesi lidah lelaki gemuk yang tinggi besar ini, membuat kakinya semakin menggigil, akhirnya gadis itu melepaskan bendungannya dalam ribaan cairan lendir kegadisannya nan mulai membasahi isi liang sanggamanya.
“Nngghh..ouhh”,perlahan mulai terdengar desahan Khodijah diantara rengkuhan kedua lelaki ini, sementara Tohari dan asep, kedua centeng itu tak tahan pula menyaksikan adegan tersebut, mereka berdua serta merta mengeluarkan batang kemaluannya dari dalam sarung untuk kemudian mengocok-ngocok dengan tangan mereka masing-masing sambil terus menatap tontonan gratis tersebut.
“Mmmmhh..srut..srut..enak sekali kemaluanmu sayanggghh..”,puji datuk disela-sela ritual jilatannya pada vagina gadis itu. Lidahnya mulai merambah kearah muara kemaluan gadis itu yang berlabuh di umbai itilnya nan merupakan bagian penting dalam tubuh wanita yang sangat berperan untuk kesempurnaan hubungan intim, kelentit wanita muda itu dijilati turun naik, kiri kanan dan kadang berputar, datuk benar-benar telah tahu titik kelemahan dari keintiman si bunga desa ini. Lidahnya seakan bermain menarik dan mengulur mendera siksa birahi keperawanan Khodijah yang mulai terjangkiti rasa gatal dikemaluannya nan semakin hangat dan memanas ingin segera digaruk dinding lorong bagian dalamnya itu, habislah sudah pertahanan gadis itu.

“Ohh..mmhhh.. nnggh..”,semakin jelas desahan si bunga desa ini, Sobirinpun sudah sangat terangsang sekali akan tubuh telanjang Khodijah yang tengah dicucupi vaginanya oleh datuk, tapi ia berusaha menahan walaupun merasa begitu tersiksa sekali, kemaluan dalam sarungnyapun sudah menggeliat-geliat dalam kepitan pada panggul gadis itu mendesak-desak pinggul Khodijah. Lendir vagina gadis cantik itu semakin banyak keluar dari dalam liang keintiman yang masih perawan ini dan baru kali ini terjamah oleh lidah lelaki, yakni si datuk yang beruntung malam ini. Tanpa sadar Sobirinpun mengeluarkan lidahnya dan menjilati lubang anus Khodijah yang sedari tadi tampak kembang kempis berkedutan, kini wajah kedua lelaki itu memenuhi selangkangan gadis itu yang terbuka lebar seperti berebutan laksana dua serigala lapar yang tengah berbagi ‘jatah’ daging korbannya nan sudah tak berdaya ini.
“Maafkan aku datuk..aku tak tahan lagi..gadis ini terlalu memikat hatiku datuk..mmhh.. ohh.. lubang pantatnya.. ss..sedap sekalii..sihhh..”,sadar Sobirin dari kelancangannya mengambil giliran.
“Mmmhh..srut..tak apa Sobirin..tak apa..mmh..srut..sshh..”,datukpun tampaknya sudah tak peduli lagi akan Sobirin, ia terus memusatkan pikirannya pada birahinya sendiri menyeruput lubang surga gadis itu.
“Datuk..aku ingin menjilati kemaluannya juga..sshh”,pinta Sobirin yang mengiba dalam birahinya, datukpun segera membangunkan tubuh Khodijah, tubuh telanjang gadis belia itu kini dipaksa berlutut menduduki wajah Sobirin yang terbaring menelentang dikasur, lubang selangkangan Khodijah tepat berada dalam mulutnya, kini ia dapat menjilati vagina gadis yang masih perawan ini pula, sementara datuk juga berlutut sambil memeluk tubuh gadis itu bagian atas, menciumi bibir gadis itu, memasukkan lidah kedalamnya dan bermain-main disana seraya tangan kanannya mengusap-usap serta mulai memilin-milin puting merah muda payudara kiri milik gadis itu yang menggantung didadanya.

Dari bawah hidung Sobirin seakan tenggelam dalam rimbunan jembut terlarang gadis bunga desa cantik ini dan tak henti-hentinya menjilati klentit Khodijah yang merekah dalam ketelanjangannya dengan rambut tergerai-gerai, mata gadis itu mulai sendu mendayu-dayu sayu dalam linangan hasrat nikmat pemanasan di ritual malam pertamanya ini.
“Pelan Sobirin..pelannn.. hati-hati..nanti keperawanan gadis ini hilang oleh lidahmu..sayang khan?”,pesan datuk kepada Sobirin yang berusaha menusuk-nusukan lidahnya kedalam lubang vagina dara belia itu.
“Iyahh..datuk..maaf..hmmm..srut…habis vaginanya enak banget nihh..jadi
lupa kalau dia masih perawan..ssshhh…mmmhh”,jawab Sobirin dari bawah, segera dibukanya lubang surga Khodijah dengan jarinya, takut-takut kalau selaput dara gadis belia cantik ini telah kebablasan termakan oleh lidahnya sendiri saking tak kuasa menahan nafsunya.
“Tenang..datuk..masih ada koq nihh..”,sanggahnya diantara mulutnya yang tertutup oleh kedua belah paha sang dara jelita.
Lelaki penguasa itu semakin ganas pula memanasi gadis belia cantik itu, ciumannya turun sudah kebelahan dada Khodijah dan mulai mengemot kedua belah payudara gadis itu bergantian kiri dan kanan sehingga membuat gadis itu mulai merem melek, dari mulutnya keluar desahan yang mendesis seperti orang yang sedang kepedasan.

“Ssshhh..ouhhh..ssshh..aahhh..jangan…ouh..shhh..sudahh..ahhh”,rengek Khodijah yang membuat keempat lelaki itu semakin bernafsu saja, bahkan asep dan Tohari tambah semangat mengurut-urut kemaluannya masing-masing, tapi percumalah tampaknya, biar bagaimanapun harus dituntaskan pula lewat persetubuhan daripada hanya didapat dari kepuasan melihat saja. Untuk itulah asep dan Tohari segera bergabung mengapit tubuh telanjang Khodijah dari kiri dan kanan, asep memaksa tangan kanan gadis manis itu untuk menggenggam batang kemaluannya yang mengacung sejak tadi itu, dibimbingnya jari jemari si bunga desa ini bagaimana mengurut serta mengocok-ngocok batang kejantanannya itu.

Khodijahpun terkesiap saat pertama kali memegang kepunyaan lelaki, tapi tak berlangsung lama, sebab dikirinya sudah ada Tohari yang juga meminta tangan kirinya mengocok-ngocok batang kemaluannya juga. Dalam sekejap kedua batang kemaluan sudah berada dalam genggaman tangan dara muda belia ini, jari jemarinya yang lentik nan biasa digunakan untuk memetik batang padi disawah kini telah berubah fungsinya mengambil alih untuk melayani kedua centeng itu sambil tubuhnya tak henti-hentinya dicumbui oleh si datuk dan si Sobirin. Penguasapun tak mau kalah, ia menundukkan kepala gadis kembang desa ini dan menyorongkan kemaluannya yang tampak paling besar diantara mereka berempat.
“Ayo jilatin punyaku..Khodijah”,paksa si datuk yang walaupun bertubuh gemuk tapi mempunyai kemaluan yang besar dan perkasa, gadis itu panik, tak pernah ia melakukan hal itu, ada nada penolakan dari wajahnya, tapi tangan penguasa telah ketat mencengkeram batok kepalanya.
“Ampun datuk..jangan deh..yaa?”,mohon gadis itu memelas.
“Harus! Ayo buka mulutmu! Cepat! Atau mau kekasihmu mati?!”,ancam si penguasa
Dara itu ketakutan dan segera membuka bibir mulutnya yang mungil nan langsung dihujamkan oleh kemaluan si datuk itu, dalam sekejap mata ujung kemaluan yang berbentuk seperti kepala jamur itu dan separuh batangnya memenuhi isi dalam mulut gadis belia ini.
“Ssshhh…aahhh..hangaaat..”,puji datuk lagi mendapati kemaluannya yang separuh terbenam kedalam mulut mungil Khodijah.
“Mmmppphh..hofff…hmmpph..”,dara cantik itu telah menungging posisinya kini dengan mulut penuh oleh kemaluan sidatuk dan kedua tangannya masih tak lepas mengocok-ngocok kemaluan asep dan Tohari kiri dan kanan, tangan asep dan Tohari kini meremas-remas kedua bukit payudara gadis si bunga desa ini yang tergantung indah itu serta memilin-milin puting merah muda yang sudah basah dikemot oleh ludah si datuk.

Sobirin yang tadi rebahan dibawah bangun dari posisinya dan duduk bersila dibelakang pantat gadis itu yang sedang menungging, kini ia lebih jelas membuka kembali lubang vagina dan anusnya Khodijah untuk dijilatinya kembali dan setiap kali ketiga lelaki itu memberi kenikmatan pada tubuh gadis belia tersebut, Sobirinlah yang harus menanggung resikonya kebanjiran lelehan cairan nikmat surgawi dari vagina dara belia cantik itu dimulut dan lidahnya.
“Iya..begitu..teruss..teruss ouwhh..”,datuk barkonang mendesah dalam buaian mulut dara belia ini yang terus menjilati tonggak kejantanannya yang mengkilap-kilap basah oleh air liur Khodijah nan terus menjalari hangat diseputar penisnya. Kepala gadis itu masih dalam genggamannya dan dengan gerakan-gerakan dari tangannya membuat wajah gadis itu mengulas batang kemaluannya sekaligus memberi arahan agar dara belia itu belajar bagaimana caranya melayani lelaki dalam permainan asmara penuh paksa ini, bagaikan terseret-seret kepala Khodijah kesana kemari mengitari penis si datuk yang berwarna sawo matang ini.

Apa yang dirasakan dara belia cantik ini adalah rasa mual karena sama sekali belum terbiasa menjilati dan mengulum kemaluan lelaki, baginya penis si datuk begitu menjijikan dimulut mungilnya, apalagi aroma baunya sangat kentara dihidungnya yang bangir, tetapi si lebai mayang ini tak mempunyai pilihan lagi ketimbang tunangannya harus meregang nyawa ditangan mereka. Wajah cantiknya seakan terpendam dalam rimba belantara jembut penis lelaki itu dan dagunya bertopang pada kedua biji kemaluan datuk yang tergantung penuh keperkasaan ini dengan hampir semua batang kejantanan masuk kecelah bibirnya nan mungil menembusi kerongkongannya sudah, semua ini rela dilakukannya demi keselamatan Zulkarnaen, kekasih sekaligus tunangannya.

Puas memerawani mulut dara belia ini membuat datuk sudah sampai pada saatnya untuk segera melaksanakan haknya sebagai seorang lelaki terhadap perempuan ini, anak buah datuk ini sebenarnya sangat banyak, namun kini ia memerintahkan ketiga anak buahnya yang sangat beruntung sekali dapat menjadi orang kepercayaannya malam ini untuk menyiapkan ke arah tahap keintiman yang lebih dalam lagi.
Kini tubuh telanjang gadis muda belia nan cantik itu ditelentangkan dengan kedua tangan dan kakinya dipegangi oleh asep dan Tohari, jadi asep kebagian memegangi tangan dan kaki kanan korbannya, sedangkan Tohari memegangi pula tangan dan kaki kiri Khodijah. Dengan perintah langsung dari datuk, kedua belah kaki gadis ini diangkat dan dipentangkan melebar, asep mencengkeram pergelangan kaki gadis malang ini dengan tangan kanannya,sementara tangan kirinya ia tekankan kepergelangan tangan kanan si kembang desa yang sudah tak berdaya ini dan telah pasrah menuruti kehendak semuanya.

Tak tahan dengan kemulusan kaki si dara cantik, asep mendekatkan telapak kaki korbannya kemulutnya sehingga kaki dan paha gadis itu semakin tinggi dan terkuak mengangkang, serta merta jari-jari kaki Khodijah di ciumi dan dijilati, bahkan jemari kakinya di hisap-hisap dengan mulutnya, rupanya asep ini adalah seorang lelaki yang suka sekali akan kaki perempuan dan ia takkan segan untuk menikmati hasratnya itu kepada kaki korbannya ini yang telah tersedia baginya.

Telapak kaki Khodijah seketika menggeliat meronta, tetapi cengkeraman asep begitu kuatnya membuat gadis ini kembali jatuh dalam ketidakberdayaannya sebagai seorang wanita lemah yang dipaksa untuk melayani lelaki-lelaki penguasa itu. Tohari yang melihat ulah temannya itu menjadi kepingin pula menciumi kaki gadis desa ini, maka kaki kiri Khodijah menjadi ajang pelampiasan hasrat kebinatangannya. Dibauinya aroma sembab yang masih melekat dikaki dara belia itu yang tadinya sehabis mengenakan selop, masih kentara sekali bau kaki indah si bunga desa ini dan ia berbuat hal yang sama pula mengikuti perlakuan si asep pada jari jemari indah nan menawan di kaki Khodijah. Sobirin disuruh mengambil posisi diatas kepala Khodijah yang terbaring, ia sejak tadi memang belum kebagian penisnya untuk dilayani gadis yang sejak lama diidam-idamkannya itu, maka mendapati wajah manis gadis belia cantik nan terkulai dengan rambut terurai di sprei putih itu, ia tak kuasa lagi terbakar oleh nafsunya yang menyala-nyala.

Penisnya sedikit berbeda tipis besar dan panjangnya dengan datuk, meskipun tubuhnya agak kontet, ia berlutut sambil duduk setelah menelanjangkan diri menyusul yang lainnya nan sudah terlebih dahulu melepaskan busana masing-masing. Keempat lelaki dan seorang perempuan ini sudah polos dalam keadaan tak sehelai benang lagi menutupi tubuhnya masing-masing, rata-rata semua bentuk bugil lelakinya begitu kekar mengapit si dara muda ini.
“Khodijahh..ohh..isap penis kanda sekarang juga!”,perintah Sobirin begitu jelas dan tegas ditelinga gadis yang tercantik didesanya tersebut. Khodijah tengadah dan melihat sorongan kepala kejantanan Sobirin, perlahan ia membuka mulutnya pasrah dengan hati berat dan sangat terpaksa menerima penis lelaki si buruk rupa itu.
“Mmmhhh..”,demikianlah erang gadis itu.
“Keluarkan lidahmu sayang…ahhh..aku telah lama menanti saat ini..”,pinta Sobirin diantara nafsu yang mengelegak didasar sanubarinya, lidah mungil merah muda Khodijahpun terjulur mengulas kepala jamur lelaki kontet tersebut dan mengenai tepat dilubang kencingnya Sobirin.
“Uuhhhh…ahhhh..uuaaahhh”,geram si kontet ini saat mulut gadis itu mulai menelan tonggak kemaluannya, kedua tangan Sobirin segera membejek-bejek kedua buah dada Khodijah yang seukuran mangkuk telapak tangannya nan kekar ini, merasai kenyalnya daging montok payudara dara belia yang dicintainya ini. Puting susu merah muda gadis itu yang mulai tegak mengacung di pelintir-pelintir oleh ibu jari dan telunjuk Sobirin membuat bunga desa ini menggeliat dalam syahwatnya.
“Ommmpphh..hophh..ssshhpp..”,bagai kepedasan mulut gadis itu melenguh mengulum batang kemaluan Sobirin diantara semua sensasi ditubuhnya yang dipanaskan oleh tiga lelaki sekaligus.
Lalu apa yang sedang dilakukan penguasa terhadap dirinya? Ia kini berlutut tepat dihadapan kedua belah kaki gadis itu yang terkangkang akibat dipegangi oleh asep dan Tohari, dibukanya kembali bibir belahan surga itu serta matanya memandangi lubang kemaluan Khodijah yang sedikit merekah dan melihat selaput dara dara belia cantik itu masih bertengger disana, bentuk selaput keperawanan bunga desa ini seperti anak tekak dikerongkongan mulut dengan amandel yang mengitari jalan masuk kedalam vaginanya.

Datuk barkonang mengocok-ngocok penisnya dihadapan kedua belah kaki perempuan cantik itu yang terbuka siap untuk dibuahi segera oleh lelaki.
“Pegang kuat-kuat ya..!”,wanti datuk kepada ketiga orang kepercayaannya ini, tubuh gemuknya ia lekatkan diantara selangkangan korbannya yang dipaksa mengangkang itu, kepala penisnya datuk diarahkan tepat ditengah-tengah lubang kemaluan gadis bunga desa ini yang sudah basah lagi oleh cairan kewanitaannya. Khodijah seperti tersadar akan dirinya, ia berusaha meronta menggeliatkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan tak ingin datuk itu menjadi yang pertama menyetubuhi dirinya, sebab ia tadi sudah sempat ngeri akan ukuran kejantanan dari sang penguasa membuat ia tak dapat membayangkan apa jadinya nanti bila liang surganya harus Zulkarnaenuki tonggak daging seperti itu.
“Tolong datuk pelan-pelan memerawaninya ya?”,pinta asep yang semakin erat mencengkeram kaki dan tangan gadis belia nan malang itu.
“Iya datuk..gadis ini masih perawan..tentunya akan sakit sekali lohh..”,sambung Tohari juga seraya mengencangkan tenaganya memegangi tangan dan kaki si bunga desa yang cantik mempesona ini.
“Kalian tak usah mengguruiku! Aku juga tau apa yang harus kulakukan!”,sergah datuk agak sedikit naik pitam seolah anak buahnya lebih pintar saja darinya dalam urusan jepit menjepit paha perempuan.
“Ampunn datuk..”,jawab keduanya berbarengan.
“Mmmmphh…oammphhh..ammmpphh!”,erang Khodijah dalam sumpalan kemaluan Sobirin, ia merasakan sekali kepala penis datuk sudah lekat dipintu masuk lubang sanggamanya dan siap untuk segera memulai ritual persetubuhan kepada dirinya.
“Uhh..benar-benar sempit banget vagina gadis ini..”,keluh penguasa ketika mulai menekan kepala jamur kemaluannya kedalam belahan daging berbulu basah milik si bunga desa nan cantik ini. Khodijah mengerang-ngerang kesakitan,beritaseks.com tubuhnya yang polos itu bergetar-getar meliuk-liuk melawan maksud si datuk yang berkeinginan menyebadaninya.

Tapi cengkeraman ketiga lelaki anak buahnya teramat kuat diantara deru nafasnya yang tersengal-sengal menenggak penis Sobirin nan belum terlepas, tampaknya itu adalah siasat lelaki itu untuk meredam mulutnya saat pertama kali diperawani. Sobirin tak tega melihat kejadian itu, tapi kekuasaan datuk tak dapat ditawar lagi, iapun berusaha menenangkan si gadis muda yang tengah diperkosa ini.
“Sabar ya Khodijah sayang..jangan dilawan..memang sakit untuk yang pertama kali..tapi lama kelamaan enak koq.. percayalah pada kandamu ini.. yang..”,begitu hiburnya sambil tak henti-hentinya kedua tangannya memijiti kedua belah payudara gadisnya ini dan berharap supaya dara belia itu dapat semakin terangsang mengeluarkan cairan pelumas di lubang vaginanya, namun sungguh ajaib, kata-kata itu akhirnya merasuk dalam hati Khodijah yang tengah melawan rasa sakit nan sedang melanda dirinya. Bunga desa itu seakan bisa membaca ketulusan hati Sobirin kepadanya dari perlakuan ini disaat ia tengah menghadapi penderitaan, lelaki buruk rupa ini memberikan perhatian yang lebih dibanding ketiga lelaki lainnya yang seakan tak peduli akan jeritan kesakitannya.

Sementara itu berkali-kali kemaluan datuk belum juga berhasil terhujam kedalam belahan daging bilik sempit kepunyaan siperawan desa ini, setiap kali ia menekan panggulnya ke selangkangan gadis itu, kemaluannya selalu meleset-leset kesamping kiri kanan belahan bibir vagina Khodijah atau keatas menghujam umbai itilnya nan berbulu basah dan kebawah menyodok lubang duburnya, selalu begitu, padahal keringat ditubuhnya sudah semakin banyak membasahi tubuh tambunnya yang sedikit botak itu dan setiap kegagalan si datuk untuk menembusi lubang vaginanya itu membuahkan kesakitan yang amat hebat pada diri korbannya yang terkapar tanpa daya apa-apa lagi itu.

Perlahan karena tak tega menyaksikan penderitaan bunga desa itu lebih lanjut, Sobirin akhirnya mengeluarkan penisnya dari mulut Khodijah, demi melihat penderitaan gadis tersebut yang seakan tak berkesudahan ini, dengan jemarinya ia menjulurkan tangannya kearah selangkangan Khodijah dan membantu menguakkan bibir belahan kemaluan berbulu gadis impiannya ini yang terkangkang menghadap ketubuh si datuk, sementara asep dan Tohari malah melelet-leletkan lidahnya seperti orang yang kehausan menyaksikan bagaimana peristiwa saat seorang gadis yang untuk pertama kalinya diperawani oleh seorang lelaki. Mereka tampak senang dapat menyaksikan dengan mata kepala sendiri kejadian malam pertama Khodijah si bunga desa yang tak kuasa melawan takdirnya nan semakin jelas akan terus dipaksa menyerahkan kesuciannya dalam tangan penguasa.
“Silahkan datuk..saya sudah memeganginya..kesuciannya hanya untuk datuk..”,lirih Sobirin menunduk dengan jari-jarinya semakin kuat melebarkan belahan daging lubang surga si gadis desa yang merekah bak bunga yang siap dipetik dalam usia mudanya ini.

Selaput daranya semakin membuka memerah basah oleh lendir vaginanya yang terus menggenangi belahan bibir keintimannya itu yang terhidang seluruhnya dihadapan penguasa lalim itu.
“Aahh! Ampun datuk! pelan-pelan..sakit! Aduuhh perih ahh!..ampun.. jangan keras-keras..ouhhh mmmnnngghh mmmpph..!”,hanya itu permohonan Khodijah kepada datuk yang terus berhasrat tinggi sekali menggagahinya.
“Terus..datuk..ayo! Tembusi saja vaginanya..buat ia tahu akan keperkasaanmu!”,asep memanas-manasi suasana tersebut dengan menyemangati datuk.

“Iya datuk..masa kalah sih sama perempuan?..ia bukanlah apa-apa dibanding datuk..datuk memang perkasa..hidup datuk! Panjang umur datuk! Ayo gagahi segera..! Ia teramat cantik untuk dilewatkan begitu saja malam ini..”,Tohari juga ikutan memuji-muji datuk. Semakin beringaslah datuk mendengar semangat yang dilontarkan kepada dirinya, hingga ia mengunci kedua belah paha Khodijah dengan kedua tangannya yang kekar lalu tonggak kejantanannya ia hujamkan secara keras dan kasar kedalam belahan daging legit merah gadis desa itu yang lezat tiada tara.
Blesss…!!
Kali ini tiada ampun lagi, lobang kemaluan dara belia nan sangat cantik sempurna tiada tara ini akhirnya berhasil menjepit ujung daging tonggak kemaluan kejantanan lelaki itu diiringi jeritan kesakitan gadis si bunga desa yang malang itu.
“Arrggghh..!! Awwh!! Sakit datuk! Perih sekali..aduuhh! aduuuhh! Ampun..ampun!”,teriak Khodijah. Pinggul dara itu menggelepar-gelepar seketika tak kuasa menahan sakit, lubang kegadisannya seperti ditusuk-tusuk oleh ribuan jarum dan pintu masuknya semakin terbuka menganga melahap kepala penis milik datuk yang usaha kerasnya membuahkan hasil menembusi vagina gadis belia itu dengan ujung penisnya.

Barkonangpun mengeluarkan suara lenguhan panjang tatkala merasakan denyutan dan aliran kehangatan yang terpancar dari jepitan bibir liang sanggama dara itu membelai lembut kepala jamurnya nan sudah haus akan tubuh perempuan ini, sementara anak buahnya tetap memegangi tangan dan kaki Khodijah yang telah menjadi tawanan datuk malam itu.
“Nnnhhh…nnnnhhh…”,lenguh datuk penguasa merasakan setiap sensasi jepitan daging kemaluan tunangan pemberontak ini, benar-benar nikmat sekali vagina si bunga desa yang cantik semata wayang ini. Demi mengetahui penis datuk sudah terjepit oleh keintiman Khodijah, Sobirin segera melepaskan tangannya yang tadi turut membantu membuka bibir kemaluan gadis yang dicintainya itu dan langsung mundur teratur ke tepi ranjang. Datuk yang paling ditakuti di daerah itu tak berlama-lama lagi melepaskan kesempatan itu, dengan mengumpulkan tenaga perkasanya di usia senjanya itu ia sangat yakin sekali dapat mencicipi keperawanan si bunga desa ini, pinggangnya yang sudah terkepit oleh paha tawanan birahinya ini ia tekan lebih dalam lagi sehingga batang kemaluannya semakin terpuruk kedalam lubang surganya para lelaki ini.
“Aduhhh! Sakittt…! Perih…!! Datuk, ampun datuk! Ampunnn!”,jerit gadis itu tak digubris sama sekali oleh datuk, ia bahkan merasakan inci demi inci urat-urat batang penisnya menembusi kemaluan kembang desa yang tengah mekar-mekarnya diusianya yang telah matang dan layak untuk digauli ini. Dirasakannya dinding kemaluan Khodijah begitu hangat nan lembut mengurut-urut dan membelai panas kejantanannya yang menembusi keperawanannya, juga gadis ini memang belum pernah disetubuhi oleh lelaki dan benar-benar masih perawan murni! Semua menyaksikan penyatuan paksa kedua tubuh yang berusia terpaut jauh itu dengan nafsu menggelegak di ubun kepala masing-masing yang mana lelaki berusia lima puluh tahun tengah menyetubuhi seorang dara yang berusia delapan belas tahun dan mempertontonkan adegan yang tak pantas dilihat oleh orang lain ini.
“Uhh..uhh..benar-benar masih sempit dan peret ..juga legit pula..”,puji datuk disela-sela kenikmatan syahwatnya yang posisinya sudah diatas angin itu, yang lain hanya bisa membayangkan bagaimana rasanya ketika kemaluan mereka bertaut juga dengan kelamin si bunga desa ini. Perlahan-lahan namun pasti seluruh lorong dinding kemaluan gadis itu mulai penuh sesak terisi oleh urat-urat batang penis milik datuk penguasa yang tak dapat ditolak ini.

Sobirinpun tak tega melihatnya, ia sudah yakin tak akan pernah lagi menjadi orang yang pertama bagi gadis yang dicintainya ini, paling-paling ia hanya bisa menunggu gilirannya untuk mencicipi keintiman Khodijah setelah datuk dan itupun sudah tanpa keperawanannya lagi! Membayangkan semua itu membuat Sobirin geram juga dengan penguasa, tetapi ia tak mau kehilangan jabatannya menjadi orang kepercayaan datuk yang selalu bergelimang harta dan kekayaan untuk memuasi hidupnya. Diam-diam ia juga merasa masih menang dengan Zulkarnaen, kekasih gadis itu, sebab ia akan menyetubuhi Khodijah sebelum tunangan gadis itu mendapatkannya, hehehe..si datuk menyeringai penuh kemenangan, dirasanya seluruh batang penisnya telah amblas tertelan oleh belahan lubang intim Khodijah, kini tampak hanya buah kemaluannya saja yang menggantung perkasa mentok diselangkangan gadis belia cantik ini, sementara tonggak kejantanannya sudah bersemayam didalam tubuh telanjang si lebai mayang. Perlahan ia menarik penisnya separuh keluar, lalu ia benamkan lagi kedalam, ditarik lagi dan ditusuk lagi, semakin berulang dan semakin cepat pinggulnya ia kayuh ke dasar biduk-biduk celah keintiman gadis itu yang sudah terkoyak ini.

Kini dari dalam belahan lubang kemaluan gadis desa yang menjadi tawanan birahi paksa ini mulai mengalir lelehan darah segar kesuciannya, tentu saja keperawanannya telah terenggut seiring dengan robeknya selaput dara nan selama ini telah dijaga serta dirawatnya dengan sangat hati-hati sekali untuk dipersembahkan kepada Zulkarnaen, sang kekasih tercintanya, namun kini terpaksa harus ia relakan bagi penebusan keselamatan tunangannya itu. Asep dan Tohari melepaskan pegangan mereka terhadap tubuh gadis itu meninggalkan datuk yang telah mengunci paha si kembang desa ini dengan kedua ketiaknya sementara tubuh gemuknya sudah sepenuhnya menindih tubuh korbannya ini, dan selangkangan di kedua tubuh insan manusia yang berlainan jenis kelamin itu sudah menyatu dalam gelut permainan asmara paksa penuh nista berduru wiksa ini.

Lelaki mana yang tahan terlalu lama untuk menyaksikan seorang gadis muda yang masih belia yang terbaring telanjang ini tengah disetubuhi dengan kedua belah kaki putihnya terbuka kedua-duanya, sementara di lubang surganya menancap kemaluan besar datuk penguasa pemetik bunga ini. Demikian pula halnya dengan asep dan Tohari, mereka kembali mengocok-ngocokkan kemaluan mereka masing-masing seraya menatap vagina Khodijah yang terus dijejali batang penis sang penguasa bejat itu.
“Aaahhh aku tak tahan lagi…!”,teriak asep disela-sela puncaknya, kemaluannya yang ia kocok-kocokan sendiri telah memuntahkan air peju akibat dari tak kuasa menahan nafsunya manakala melihat tubuh dara belia cantik itu terhempas-hempas disebadani oleh tuannya dengan kedua payudaranya yang terlentang itu bergoyang-goyang memutar di dadanya yang montok menggemaskan itu.
“Oooohhhhhh…aku juga sep!”,pekik Tohari bersamaan, dan memang itulah yang hanya boleh mereka lakukan setelah harus puas tadi sempat dikocok oleh jari-jari Khodijah yang lentik halus tersebut. Cairan mani keduanya tertumpah ke lantai kamar itu, setelah itu keduanya menuju ke kamar sebelah untuk berjaga, terutama mengawasi Zulkarnaen, tunangan gadis desa itu yang masih terbaring tak sadarkan diri.

Tinggal Sobirin yang masih setia ditepian ranjang menatapi si gadis pujaan yang selalu menjadi impiannya siang dan malam terhentak-hentak tanpa daya menggenapi takdirnya harus diperkosa oleh datuk penguasa durjana ini. Dilihatnya nafas keduanya memburu dalam senandung nada-nada birahi yang terus terlontar menebar pesona nafsu syahwat yang berkepanjangan bagi siapa saja yang melihatnya. Erangan dan rintihan Khodijah menjadi santapan penyemangat di telinga sang datuk untuk selalu mengemposkan pantatnya lagi, lagi.. dan lagi ke bagian intim yang paling pribadi tawanannya ini. Gadis belia muda yang cantik ini menceracau tak jelas, samar-samar dari desahan bibirnya terucap nama kekasihnya, hal ini sama sekali tak diketahui oleh datuk yang tengah dikuasai hasrat badaniahnya,beritaseks.com namun Sobirin mendengarnya.

Detik demi detikpun berlalu, menit demi menit juga demikian, bagi Sobirin itu adalah siksaan batin melihat tuannya yang semakin beringas dan ganas menyetubuhi Khodijah. Penguasa mencabut kemaluannya, kemudian membalikkan tubuh telanjang yang telah berpeluh itu dengan tangannya memaksa kembang desa ini menungging, bongkahan pantatnya yang membulat padat berbentuk hati itu kini terjungkit keatas terhidang untuknya, Khodijah hanya menurut demi tertebusnya nyawa Zulkarnaen walaupun entah untuk berapa lama harus ia layani si datuk dan mengakhiri semua kejadian pahit ini.
“Sobirin! Bukankah kau menginginkan gadis ini lebih dari aku? Seperti yang pernah kau mohonkan padaku? Kenapa kini kau hanya diam saja?”,tanya datuk melihat Sobirin yang hanya termangu disudut ranjang beralas putih ini yang sudah berceceran keringat yang bercampur dengan lendir dan bercak darah keperawanan Khodijah.
“Ampun datuk..hamba menunggu datuk selesai..”,Sobirin kaget dengan pertanyaan yang dilontarkan tuannya itu.
“Hahaha..Sobirin..dari tadi juga aku sudah selesai, kesucian gadismu ini sudah kurenggut sejak tadi, aku hanya menginginkan itu, tak lebih..kini kau boleh menikmatinya sekarang..”,datuk malah tertawa dibuatnya.
“Maksud datuk?”,tanya Sobirin tak mengerti.
“Hahaha..Sobirin..Sobirin.. aku tak akan membuatnya hamil..bukankah engkau yang menginginkan anak dari rahimnya Sobirin? Ia kuserahkan padamu kini.. Khodijah menjadi milikmu sekarang.. terimalah..”,jawab datuk seraya beringsut dari posisinya memberi jalan kepada Sobirin, Khodijah yang menungging ini menjadi bergidik mendengar pembicaraan tersebut.
“Sudah gilakah engkau Sobirin? Engkau dahulu sudah kutolak, aku sudi melayanimu hanya karena memandang datuk! Tak kusangka hatimu sebuas binatang!”,maki Khodijah sambil tubuhnya berusaha bangkit, namun datuk langsung mencengkram tubuh telanjang dara belia ini kembali dengan sepenuh tenaga.
“Diam kau! Perempuan murahan! Kau rela diperkosa hanya untuk menyelamatkan kekasih dan tunanganmu yang lemah itu! Sekarang apa?! Ia hanya bisa terbaring tak berkutik tanpa dapat menolongmu! Hahaha…”,balas Sobirin yang menjadi geram karena kecemburuannya terhadap Zulkarnaen, Khodijah hanya setia pada kekasihnya ketimbang dirinya.
“Ampun datuk! Lepaskan aku dari tangan sijelek ini, aku tak sudi! Tak sudi! Ia keparat yang pencemburu.. ia tak menyukai pertunangan kami..ampun datuk..haph!”,belum sempat gadis itu menyelesaikan ucapannya, datuk segera menjejali mulut mungilnya dengan batang kemaluannya.
“Aku belum selesai! Hisap punyaku ini, cepat!”,perintah datuk sambil menyodok-nyodokkan selangkangannya ke wajah manis si kembang desa yang telah ternoda ini. Erangan dara cantik itupun larut dalam redaman kemaluan kejantanan penguasa yang melesak dikerongkongannya. Sobirinpun sudah panas kupingnya mendengar makian Khodijah barusan, harga dirinya sudah semakin terinjak-injak, rasa cinta dan kasihannya kini berbalik menjadi kebencian yang amat sangat dan ingin memberi gadis ini pelajaran atas hinaannya itu. Lelaki kontet yang buruk rupa itu menempatkan tubuh bugilnya dibelakang pantat gadis desa cantik tersebut nan masih menungging menyedot-nyedot kemaluan datuk penguasa tersebut dan tak sadar akan bahaya tersebut, walau melalui lirikan matanya yang sembab basah oleh isak tangis ia melihat Sobirin sudah tak ada lagi ditempatnya lagi. Diambilnya seutas tali, lalu ia mengikat tangan Khodijah kebelakang punggungnya dengan dibantu dipegangi oleh sang datuk, semakin tak berdayalah si bunga desa ini dibuatnya.
“Memang betul aku iri dengan Zulkarnaen, karena ia berhasil menaklukkan hatimu, sedangkan aku? Sudah dua kali ini engkau menyia-nyiakan cintaku yang sedemikian tulus dan suci ini, kenapa kau tidak mau menerima aku sebagai kekasihmu? Aku memang berwajah buruk, tetapi aku tak sudi dihina olehmu! Biarlah aku hanya akan mendapatkan tubuhmu..aku akan menyetubuhimu sampai pagi nanti! Agar engkau akan selalu mengenangku..aku akan membuahi rahimmu, Khodijah! Semua ini telah kurencanakan dengan matang, malam ini memang saatnya takdirmu untuk menjadi milikku seutuhnya secara badaniah telah tiba, dengarkah engkau? Hahaha..”,tawa Sobirin kini membuat Khodijah menjadi bergidik, kepalanya terpuruk menahan berat badannya dengan kedua tangan terikat tak berdaya kebelakang, kemaluan datuk masih menghujam di bibir mungilnya, gadis itu hanya bisa melenguh dan mendesah meratapi nasibnya yang malang, air matanya mengalir lagi dikedua pipinya.
“Arrgghh! Aku keluar..!!”,datukpun menyemprotkan air maninya didalam rongga mulut gadis desa cantik itu dan langsung tertelan oleh Khodijah, terasa asin dan mual ketika cairan peju sang datuk harus melewati kerongkongannya. Sebagian ceceran sperma datuk meleleh membasahi sisi belahan bibir indahnya yang sensual itu, dan datuk segera membungkam mulut gadis itu dengan kain gombal kering dengan sangat ketat, setelah itu ia berpaling kepada Sobirin.
“Selamat bersenang-senang Sobirin..hahaha aku benar-benar puas kau beri aku keperawanan gadis cantik ini..”,datukpun keluar kamar sambil tertawa-tawa riang meninggalkan Sobirin dan Khodijah.
“Terima kasih datuk..”,Sobirinpun tak menyia-nyiakan kesempatan lagi, hari telah melewati larut malam, ia lalu menyiapkan batang kemaluannya sendiri kearah lubang keintiman gadis cantik itu yang tertungging tak bergerak dengan kepalanya terpuruk dikasur menahan beban tubuh telanjangnya yang aduhai dimata Sobirin. Dengan kedua ibu jarinya ia membuka bibir vagina Khodijah, dilihatnya lobang gadis cantik itu sudah menganga akibat termakan oleh penis tuannya tersebut, selaput dara berbentuk anak tekak itu sudah tiada lagi disana, terkoyak habis sudah tercabik-cabik oleh penguasa durjana pemetik si bunga desa. Kemaluan gadis itu masih tampak berceceran darah dan lendir sisa-sisa persetubuhannya dengan datuk akibat diperkosa tadi, namun hal itu semakin membuat pandangan Sobirin semakin nanar oleh niat jahatnya untuk menodai Khodijah.
“Sekarang giliranku Khodijah! Tak peduli kau akan melayani dan memuaskanku atau tidak, aku akan menggaulimu terus sampai pagi hari menjelang nanti, karena aku tahu malam ini adalah masa kesuburanmu, kau harus memberikanku anak, aku mau seorang anak dari rahimmu sebagai hasil dari persetubuhan malam ini agar engkau akan selalu mengenangku dalam kehidupanmu..hahaha!”,kata-kata Sobirin laksana sebuah bencana maha dahsyat yang akan selalu menghantui gadis bunga desa ini, kemaluan yang sudah mengacung tegak dan tampak mengangguk-angguk itu dibenamkan ke dalam celah liang peranakan Khodijah.
“Bless!!”
Seluruh batang penis Sobirin langsung amblas masuk ke liang sanggama gadis itu sudah, dan tanpa tedeng aling-aling lelaki kontet itu membuat penisnya keluar masuk di sela-sela kemaluan Khodijah sambil merengkuh kedua payudara gadis itu yang menggantung padat dan ketat dari belakang dengan tubuh membungkuk bagai udang, Sobirin mulai menggagahi si bunga desa.
“Ngghhh…nggghhh!”,rintih Khodijah tak jelas karena mulutnya telah terbungkam gombal.
“Ohh.. betul kata datuk.. punyamu begitu lezat, manisku.. kau tak hanya cantik luar biasa.. namun lobang vaginamu juga legit dan peret, sayang”,Sobirin terengah-engah memacu kemaluannya keluar masuk liang peranakan Khodijah yang monyong dan kempot tercolok-colok oleh kejantannya, sementara pinggul bunga desa itu terpuruk-puruk disodok lelaki kontet buruk rupa itu.
Tak terbayangkan bagaimana kesedihan dan kepiluan yang harus ditanggung oleh dara belia cantik si bunga desa ini, malam itu akan menjadi malam panjang bagi penderitaanya yang tak terperikan, tak ada lagi yang dapat diharapkan dalam hidupnya lagi, jika esok hari Zulkarnaen dibebaskan karena penyerahan dirinya, apakah lelaki itu akan mau menerima dirinya yang sudah ternoda ini, mengingat hal tersebut Khodijah hanya dapat memejamkan matanya yang sendu sembab dalam linangan air mata. Penis Sobirin yang keluar masuk ditubuhnya itu seakan mengaduk-aduk isi liang peranakannya lebih sakit daripada saat kemaluannya diperawani oleh datuk, sebab ia tahu lelaki kontet ini menggaulinya dengan maksud yang buruk melebihi harus kehilangan kesuciannya. Tangan Sobirin meremas-remas payudaranya begitu ganas dan menyakitkan, tampaknya lelaki jelek itu tak pernah bercinta sebelumnya, jadi tidak tahu cara untuk menyetubuhi perempuan secara halus dan penuh perasaan, lagian wanita mana yang mau dengan wajah buruknya?
“Hmm.. saatnya lobang pantatmu juga akan kucoba, manis.. aku memang bukanlah lelaki pertama bagimu.. tetapi aku akan menjadi pertama yang akan memerawani lobang pantatmu..sayangg..”, Sobirinpun mencabut kemaluannya dari lubang surga Khodijah dan beralih membuka celah lubang diatasnya yang lebih sempit, kecil dan mungil itu. Si buruk rupa ini segera meludahi celah lobang anus milik gadis belia cantik ini, menjilati dan menguakkan liang dubur itu sedemikian lebarnya membuat dara belia ini semakin menjerit kesakitan dan belum lagi penisnya dibenamkan ke bongkahan pantat tersebut, Khodijah sudah tak sadarkan diri. Tanpa jijik lidahnya menyeruak kedalam isi belahan anus gadis cantik ini, bahkan rasa manis yang diterimanya ketika celah pantat dara belia itu menempel dilidahnya dan memang dubur gadis muda begitu enak untuk dijilati, selain masih ketat dan kencang juga aromanya begitu khas kepekatannya.
“Baguslah..jadi aku bisa mengoyak anusnya tanpa perlawanan..lagian berisik banget sih ini perempuan..”,gumam Sobirin membatin.
Ujung kepala batang penisnya diselusupkan kelubang anus itu berkali-kali, masih terpeleset-peleset, ia ludahi kembali bibir lobang pantat itu, dicobanya kembali menembusi dubur mungil nan merah menyala milik bunga desa cantik tiada tara ini,beritaseks.com masih gagal juga! Ia melumuri batang penisnya dengan air ludahnya cukup banyak, kemudian dicobanya lagi, terus.. dan berulang-ulang sampai kepala jamurnya berhasil terjepit di bibir kulit anus gadis tersebut.
“Ohhh….”,desah Sobirin yang merasakan begitu ketat dan peretnya lobang pantat gadisnya ini, ditekannya kuat-kuat batang kemaluannya hingga sudahsepertiganya terbenam, lagi didorongnya lebih kuat lagi lebih dalam, semakin dalam dinding anus gadis itu semakin lunak dan panas dirasa kejantanannya menyeruak isinya sampai akhirnya amblas semua ke dubur gadis desa ini. Setiap kali Sobirin menarik atau menusuk pantat Khodijah, belahan liang anus itu selalu menjadi kembang kempis seukuran kemaluan yang bergerak-gerak menyodomi dirinya, bahkan lelaki kontet yang buruk rupa itu semakin menambah irama sentakannya kearah bokong bulat padat kepunyaan tawanannya tersebut. Masih tak puas juga setelah penisnya sudah berhasil keluar masuk dengan tak terlalu seret lagi karena lendir anus gadis itu sudah membasahi dinding pantatnya yang terbuka, lelaki itu memperkosa anus dan vagina Khodijah bergantian, kadang lubang kemaluannya yang dientot beberapa kayuhan setelah itu ke lobang pantatnya lagi, demikian juga sebaliknya.

Lama kelamaan tubuh yang tertungging pingsan tersebut tak kuat lagi dipermainkan Sobirin, tubuh Khodijahpun jatuh kesamping kanan dalam posisi miring di ranjang. Dengan tangan kanannya diangkatnya kaki kiri dara belia ini melalui genggaman erat pada pergelangannya, lalu selangkangannya kembali dientot bergiliran antara lobang peranakan dan dubur gadis cantik itu. Tak hanya itu saja, tangan kiri Sobirin menjulur mempermainkan kedua payudara Khodijah dari samping seraya menjilati telapak kaki putih korbannya itu yang tak sadar lagi apa yang diperbuat lelaki kontet seterusnya. Kaki indah yang putih bersih itu telah menjadi miliknya kini, dalam genggaman tangannya kaki itu telah lunglai dan tak berdaya sama sekali dan sudah menyerah secara total kepadanya, sudah penuh air ludah Sobirin disekujur telapaknya.

Menit demi menit berlalu meninggalkan decak-decak suara yang ditimbulkan dari pergesekan kelamin keduanya nan tengah menyatu itu, sudah tinggal Sobirin dan gadis itu dikamarnya, datukpun sudah tak kelihatan lagi batang hidungnya entah kemana, sementara asep dan Tohari dikamar sebelah mulai menyeret tawanan mereka yang lain, kekasih gadis itu menuju kearah kamar tempat Khodijah tengah dinodai si buruk rupa. Zulkarnaen ternyata sudah siuman, namun mulutnya dibungkam rapat-rapat oleh kain gombal yang berlapis dengan ikatan kain mengelilingi lehernya dan ia dalam cengkeraman kedua centeng penguasa itu dipaksa melihat tunangannya tengah diperkosa Sobirin. Sia-sia saja Zulkarnaen meronta, karena ikatan itu teramat kuat di tubuhnya, ia hanya menggeram marah tanpa berkutik menyaksikan tubuh lelaki kontet jelek itu nan leluasa menggagahi gadisnya ini, sementara Sobirin kini tertawa dengan penuh kemenangan.
“Hahaha.. lihatlah gadismu ini sungguh perempuan murahan, meskipun ia menjadi bunga desa diseluruh kampung, tetapi ia bersedia menjual dirinya demi membebaskanmu hai pemberontak! Dan lihatlah kini, akulah yang berhak atas dirinya..dan bukan kamu Zulkarnaen! Saksikanlah tatkala benihku akan bersarang di dalam rahimnya..hahaha”,demikian kata-kata pedas yang terlontar dari mulut Sobirin kepada saingannya itu, kepada lelaki yang telah mencuri hati Khodijah dan menolak cinta kasihnya yang dahulu masih tulus.

Kemaluannya semakin diamblaskan ke lubang vagina gadis itu sampai mentok abis sudah dengan sekujur belahan daging merah berbulu basah milik kekasih Zulkarnaen ini telah penuh oleh linangan cairan persetubuhan, darah kesucian serta keringat keduanya yang berlelehan di sprei ternoda itu. Laksana si cantik dan si buruk rupa, demikianlah perbedaan sepasang insan yang berlainan jenis kelamin itu telah larut dalam rajutan adegan birahi paksa di malam paling jahanam bagi kehidupan Khodijah dan kekasihnya ini.
“Entot terus sampai pagi, Sobirin! Pacu terus vaginanya.. jangan sampai lepas..!”,seloroh asep menyemangati lelaki kontet itu yang kemaluannya terus melumati liang peranakan gadis itu.
“Betul, Sobirin! Kau harus bisa membuatnya hamil malam ini juga, sebab esok hari engkau akan kehilangan kesempatan lagi untuk itu.. perkosa gadis itu berulang-ulang agar pejumu dapat meresap didalam rahimnya..!”,tambah Tohari. Ia sungguh senang melihat adegan lelaki dan perempuan yang tengah bersetubuh, agaknya sudah sekian lama Tohari sering mengintip pasangan suami istri nan sedang berbuat intim dikampungnya saat malam sampai pagi hari dan ia lebih senang lagi mendapati pemandangan Sobirin dan Khodijah nan jelas dimatanya secara nyata tanpa harus mengintip capek-capek.

Betapa terpukul hati Zulkarnaen mendapati kekasihnya yang tengah dilalap tubuhnya bergiliran oleh mereka para bajingan penguasa itu, sementara dirinya telah gagal untuk melawan kekuasaan dan sepak terjang mereka, rencana pemberontakannya telah diketahui, bahkan kekasih yang dicintainya ini jatuh dalam pelukan datuk cs ini. Kenikmatan demi kenikmatan dari kehangatan tubuh kekasih tercintanya ini benar-benar dipertaruhkan untuk menebus keselamatan nyawa Zulkarnaen dan itulah pengorbanan yang tak diketahui oleh kekasih Khodijah nan telah terikat dengan perjanjian nista dalam satu malam panjang penuh durjana paksa dan kemaksiatan nan bejad. Tubuh Sobirin semakin ketat dengan selangkangan Khodijah yang kakinya bergoyang-goyang dalam cengkeraman dan hentakan yang dibuat oleh lelaki tangan kanan sang penguasa itu, nafas lelaki itu semakin memburu senada dengan gerakan maju mundurnya yang kian dipercepat.

Sebentar-bentar Zulkarnaen melihat vagina gadisnya itu dirojok-rojok, sebentar pula anus tunangannya ini yang disodok, kesemuanya ini membuat pandangannya menjadi nanar dan berkunang-kunang dalam kemarahan dan kepiluan hatinya yang semakin dirasanya remuk redam.
Sobirin sendiri begitu merasakan kenikmatan duniawi yang tiada tara dengan menyetubuhi gadis ini, semua hasrat terpendam, impian serta luapan nafsunya telah diarahkan sepenuhnya kepada tubuh bugil si kembang desa yang sangat cantik ini yang kini telah berada dipelukannya bak kejatuhan durian runtuh nan matang dipohon. Khodijah memang teramat cantik untuk digauli olehnya, rasanya seperti mendapat dewi yang turun dari alam kahyangan, semua bentuk kesempurnaan tubuh wanita telah ada diketelanjangannya. Lelaki jelek itu kini menelentangkan tunangan wanita milik si pemberontak yang telah kalah itu, kemudian kedua kaki kekasih orang lain ini dipentangkan terbuka dengan sangat lebar, masing-masing pergelangan kakinya dipegang erat dengan separuh panggul dan selangkangan gadis belia itu terangkat dari kasur.

Dalam posisi demikian celah kemaluannya terhidang dan semakin merekah membuka karenanya, Sobirin tanpa memegangi batang kejantanannya yang masih tegak menantang itu kembali menghujam kedalam vagina Khodijah lagi. Seketika amblaslah penis si jelek itu yang telah membuka seluruh jalan masuk rahim korbannya yang masih sangat muda belia ini. Dahulu ia mengutarakan cintanya di saat Khodijah berusia enam belas tahun, dan ia selalu terbayang akan hal itu, sekarang dua tahun telah berlalu serta gadis ini telah berusia delapan belas tahun, kini lubang kemaluan gadis itu tidak hanya buat kencing saja, namun sudah dapat dipergunakan untuk memuasi nafsu kebinatangannya para lelaki.

Panggul gadis itu telah menggantung terangkat keatas terkangkang dengan sepenuhnya, kejantanan Sobirin yang berurat masih menancap keluar masuk didalamnya, bibir vagina gadis itu semakin sembab dipandang mata karena terus digesek-gesekkan dengan tonggak kemaluan lelaki itu yang sudah terlumuri cairan lendir sanggama dari keduanya, apalagi Khodijah baru saja diperawani sehingga meninggalkan kelebaman pada bibir kemaluan luar dan dalamnya yang sudah terkoyak. Gerakan Sobirin seakan mencabik-cabik isi didalamnya, penisnya serasa penuh sesak dalam basuhan lubang panas ditubuh dara manis ini, dirasanya puncak kenikmatan yang diraihnya semakin dekat ke tahap akhir. Namun lelaki itu segera mencabut keluar lagi penisnya dari lubang pelampiasan hasrat gadis desa nan menawan ini, tubuh kontetnya bertukar tempat ke arah kepala gadis itu terlentang, lalu kedua ketiak lutut Khodijah di tariknya sampai panggulnya berada diatas dan kepala gadis itu berada dibawah menopang berat tubuhnya sendiri. Dengan jepitan kedua kakinya yang berdiri diatas ranjang, Sobirin menjepit dan mengunci tubuh telanjang gadis itu sehingga gabungan tubuh keduanya membentuk huruf “S” dengan tubuh bugil lelaki kontet itu diatas dan Khodijah dibawahnya. Penis Sobirin lalu diselusupkan kembali ke dalam lubang sanggama gadis desa nan malang tersebut dan setelah penisnya amblas kembali, kini ia memompa tubuh telanjang gadis itu seperti orang yang tengah memompa ban sepeda, berdiri.. jongkok.. berdiri.. jongkok.. begitu seterusnya. Sungguh disayangkan sekali Khodijah masih tak sadarkan diri sehingga tak ada perlawanan sekali dalam posisi persetubuhan yang tak lazim tersebut, namun adegan itu membuat semuanya terhenyak heran.Beritaseks
“Wahh.. koq bisa ya dientotin kayak gitu?”,bengong asep terpana.
“Aduh.. Sobirin memang perkasa deh..sebab dia tau bagaimana cara menikmati perempuan muda yang cantiknya selangit ini.. biar aja si Zulkarnaen Cuma kebagian sisanya nanti..hahaha..”,ledek Tohari yang membuat Zulkarnaen semakin mengkerut dalam keputus-asaan, harga dirinya sebagai lelaki telah runtuh karena ia tak mampu menolong kekasihnya nan diperkosa sedemikian rupa oleh bajingan-bajingan tengik itu. Sobirin tambah merajalela dalam membuahi rahim si kembang desa cantik ternama ini, penisnya semakin melesak-lesak mentok kedasar lubang kegadisan Khodijah yang sebelumnya telah terlebih dahulu kehilangan keperawanannya ini, bisa-bisa semuanya belajar dari lelaki kontet buruk rupa ini dalam mencari posisi sanggama untuk menyetubuhi perempuan cantik seperti bunga desa itu. Tidak hanya itu, jari-jari Sobirin ikutan mencolok-colok lubang anus dara itu yang sudah mengembang sejak menerima kejantanannya pula, mengorek dan mengaduk liang poros usus Khodijah yang terkulai pingsan tanpa perlawanan sama sekali.
Terus memperkosa dalam keadaan demikian, membuat lelaki buruk rupa ini akhirnya menyerah dalam buaian kehangatan vagina korbannya dan tibalah saatnya ia harus melepaskan keperjakaannya pula diantara jepitan paha wanita belia nan cantik mempesona ini. Tubuh Sobirin semakin menekuk luruh, dirasanya seluruh otot-otot badannya menggelinjang dalam desakan arus birahi yang mendesak-desak pembuluh darahnya nan berpusat di kelenjar lelakiannya, siap untuk meledak seiring luapan nafsu yang selama ini terpendam pada Khodijah, bunga desa yang ditaksirnya nan selalu hadir dalam setiap mimpi indahnya, dalam setiap nafas terucap namanya serta di hatinya terukir nama gadis itu. Semuanya kini meletup dalam dera birahi dahsyat, betapa kepala penis Sobirin yang bersemayam dalam lorong rahim Khodijah memuntahkan cairan kepuasan syahwatnya nan berupa semprotan air mani dimana tersimpan jutaan benih kelelakiannya menggenangi isi lubang peranakan gadis itu.
“Srrr..crot..Crot! Croot! Croott!!”
“Jangan!..jangan di dalam! Bangsat kau Sobirin!!”,pekik Zulkarnaen dalam hatinya yang telah mendidih menyaksikan gelepar-gelepar tubuh Sobirin diambang puncak kenikmatan badani hewaniahnya kepada kekasihnya itu.
“Aaahhhhh…nggghh..uuhhhh”,erang lelaki kontet itu menghabisi tetes-tetes terakhir air maninya kedalam belahan daging pasangan persetubuhannya ini, merem melek menahan kenikmatan yang berlebihan berhasil menodai sang bunga nan cantik menawan, kekasih saingannya, Zulkarnaen.
Sayup-sayup kelopak mata gadis itu terbuka dan tersadar dari pingsannya, namun tubuhnya masih terkulai layu, dipandangnya wajah Zulkarnaen dalam ketidakberdayaan takluk dalam dekapan kedua centeng yang melumpuhkannya. Khodijah mendapati dirinya masih telanjang dalam pelukan Sobirin, dan lelaki kontet itu melihat kesadarannya yang telah pulih. Khodijah menatap Zulkarnaen dengan tatapan mata sendu yang tak terlukiskan oleh sang kekasih membuat hati Sobirin semakin teriris, percuma saja aku memperkosa gadis ini, toh yang ada dihatinya tetap kanda Zulkarnaen ini, kurang ajar!
Ditariknya pinggul gadis itu keatas sambil ia juga berdiri diatas ranjang besar yang terdapat tiang-tiang kelambu dikeempat sudutnya itu, hingga kedua kaki Khodijah terpentang diwajahnya dan kepala gadis itu tepat berada diselangkangannya. Posisi enam sembilan sembari berdiri itu dilakukan Sobirin agar rahim Khodijah dapat menyerap seluruh cairan benih kejantanannya, dijepitnya pinggul gadis itu dalam keadaan terbalik dan jarinya menguak belahan vagina itu lagi. Puas sudah hati Sobirin demi melihat belahan lubang itu telah penuh berisi cairan pejuhnya yang putih laksana air susu yang memenuhi bibir gelas. Kain yang mendekam dibibir gadis itu dicabutnya hingga terlepas dan sebelum Khodijah bisa berucap kata, tangan Sobirin telah menekan kepala Khodijah ke selangkangannya dimana kemaluannya masih tegak teracung, dan masuklah penis itu kedalam bibir mungil dara belia cantik itu lagi.
Zulkarnaen menyaksikan kesemuanya itu dengan darah mudanya nan mendidih, betapa mulut gadis itu dipaksa melumat penis lelaki kontet buruk rupa itu yang sesudah memperkosa kekasihnya berlumur cairan kemaluan keduanya beserta darah kesuciannya pula. Sobirin seperti mengelap batang kejantanannya dengan mempergunakan mulut gadis manis si bunga desa ini yang gelagepan menerima sodokan-sodokan penis lelaki itu di rongga mulutnya. Kedua kaki gadis itu yang mengangkang membuka dan mengatup seperti orang yang sedang berenang gaya katak diatas wajah Sobirin, sebelum menjepit keras kepala lelaki kontet buruk rupa tersebut dengan kaki-kakinya yang terjuntai keatas menyilang mengitari leher Sobirin. Tampaknya itu adalah orgasme pertama dari gadis desa itu setelah siuman dari pingsannya, semua sensasi yang berkumpul dalam belahan kegadisannya nan dinodai terus menerus sejak awal membuahkan hasil yang membuatnya meraih puncak kenikmatan pertamanya sebagai seorang wanita seutuhnya dalam persetubuhan dengan lelaki.
“Nnngghgh..Auffhhh…Ahhmm…Unnghhh!”,bibir vagina Khodijahpun menjadi berkedut-kedut hebat dalam dekapan si kontet, air mani lelaki itu yang tadinya luber di lubang kemaluannya seperti terhisap kedalam seirama dengan denyutan vaginanya nan menelan pejunya Sobirin, lelaki yang dulu ia benci karena mengemis cintanya, tapi kini yang berhasil mencicipi semua bagian terlarang ditubuhnya.
“Hahaha..Zulkarnaen! Lihatlah sekarang kekasihmu sudah takluk dalam dekapku.. tidakkah engkau lihat sendiri benihku telah kutumpahkan ke rahimnya.. ia akan menjadi seorang ibu dari anak-anakku kelak..dan akulah sang ayahnya..bukan kamu Zulkarnaen! hahaha…”,beritaseks.comtawa kemenangan Sobirinpun membuncah ruah keseluruh isi kamar itu bagai selaksa sembilu dalam pendengaran kekasih Khodijah. Betapa malu dan hancur lubuk hati gadis itu yang diluar kendalinya ternyata tubuhnya sendiri telah berserah kepada lelaki kontet itu, padahal dulu sama sekali tak pernah diimpikannya bahwa ia akan disebadani oleh Sobirin.
Lelaki kontet buruk rupa ini kemudian membalikkan tubuh Khodijah, digendongnya tubuh bugil gadis desa itu laksana anak kecil yang tengah digendong ibunya, kedua kaki putihnya menyilang menjepit pinggang Sobirin. Penis Sobirin Zulkarnaenukkan ke liang sanggamanya dan kembali beraksi dengan gagahnya didalam bibir vagina gadis itu yang kembang kempot dibuatnya, kepala Khodijah terbanting ke kanan kekiri dengan rambut terlecut-lecut sudah, mata gadis itu kini merem melek dalam buaian kelelakian lelaki kontet itu, agaknya sudah terbiasa kembang desa nan cantik ini diperkosa dalam kenikmatan.
“Kanda Zulkarnaen.. ohh..ssshh..tolong engkau jangan hiraukan aku lagi..ahhh..sshhh.. aku sudah ternoda..uhh..uhh..ohhh…aku bukan gadis suci lagi, kanda..ssshhh.. ahhh…mmmhh… mereka telah merenggut semua yang seharusnya aku berikan kepadamu pada malam pertama kita nanti.. sshhh.. ouhhh.. ahhhh aku tak layak untuk mendampingimu lagi kanda Zulkarnaen..ssshhh…oaahhh”,pinta gadis itu sembari lobang vaginanya dipacu oleh lelaki kontet yang telah menaklukan tubuh kekasihnya ini, seraya diiringi linangan air mata ia mengucapkan kalimat demi kalimat itu dengan sangat lirih dalam erangan dan rintihan yang bercampur semua nuansa sedih, pilu serta nikmat itu. Mungkin memang sudah takdirnya bunga desa ini yang harus melewati malam kepedihan jahanam, sehingga ia harus membiasakan diri diperkosa oleh para lelaki.
Zulkarnaenpun tak dapat lagi penuh meresapi kata-kata gadis itu, matanya telah berkunang-kunang tak kuasa menyaksikan kenyataan di depan mata kepalanya itu hingga membuat kesadarannya semakin lama semakin meredup bagaikan mengalami mimpi yang paling buruk dalam hidupnya. Tubuhnya jatuh lunglai dari berlutut ke telungkup dilantai kamar tersebut, dunia serasa gelap.. hening.. dan hampa.
“Jangan..! jangan lagi kumohon..! Awwhhh!”
“Terima kasih Sobirin! Kau beri kami kesempatan juga untuk menikmati bunga desa ini”
“Tapi ingat! Keluarkan di luar yahh?!”
“Beres..”
“Tidak! Jangan! Ohh Mas Zulkarnaen! Tolong aku!”
Bagai terhenyak dari tidur, Zulkarnaen mendengar suara itu dalam telinganya, namun matanya serasa sulit untuk dibuka, lalu keadaan menjadi gelap gulita lagi.. kosong.. nan berkepanjangan..
“Pantatnya benar-benar lezat nih .. akhhh..!”
“Argghhh! Awhhh…mmmphhh! Ampunn! Jangan disitu lagi! Aahhh.. Kumohon! Sudah! Sudahhh…!! Ammhhhppphh!”
Samar-samar terlihat tubuh kekasihnya dipangku oleh Tohari dalam keadaan kedua kakinya terkangkang dengan masing-masing tungkainya di cengkeram, penis lelaki itu terbenam dalam lobang anusnya, sementara tubuh telanjang asep berdiri dan mengangkangi wajah Khodijah memaksa gadis desa cantik itu mengenyot-ngenyot batang penisnya, namun mata Zulkarnaen kembali tertutup dalam buaian tak sadarnya kembali..
“Masih ada yang mau lagi?! Sudah hampir pagi nih!! Kalo tidak.. aku mau lagi membuahi rahimnya sekali lagi…”
“Kita udah capek.. biar kamu aja lagi, Sobirin”
“Hmm..vaginanya kuat sekali yah melayani kita bertiga?”
“Hehehe.. ini memang vagina untuk satu lobang buat rame-rame”
“Hussh! Diam kau asep, nanti Sobirin marah..kamu bukannya terima kasih ama dia..”
“Iya.. maaf.. terima kasih yah! Udah bagi-bagi ke kita ini vagina..”
“Sayang.. dia udah pingsan lagi..”
Selangkangan kekasihnya terbuka didepan matanya kembali, memperlihatkan lubang kemaluannya nan telah bengkak kemerahan akibat digagahi semalam suntuk, juga lobang duburnya sudah terkoyak penuh lelehan cairan peju yang entah milik siapa.
“Hei! Kekasihnya bangun lagi tuh!!”
Bukk! Lalu dunia kembali hilang dari pandangan Zulkarnaen.. kesadarannya jatuh di kegelapan yang semu lagi.. sepi nan berkepanjangan sudah..

Suara kicauan burung membangunkan Zulkarnaen dari pingsannya, dia bangun dan hanya mendapati dirinya seorang diri masih di kamar itu, kamar yang besar dengan ranjang sprei putih nan telah penuh bercak-bercak darah perawan dan campuran keringat serta cairan kemaluan perkosaan semalam suntuk itu. Khodijah sudah tak ada lagi, ia perlahan beringsut ke ranjang tersebut, sempak gadis itu masih ada, tapi kini telah ternoda oleh cairan mani dan juga darah gadis itu. kemana engkau wahai belahan jiwaku? Lelaki tunangan gadis desa itu keluar dari kamar, hanya sepucuk surat ia temukan tergeletak diatas meja kayu ruangan tamu rumah tersebut, dengan tangan gemetar ia membukanya dan mendapati tulisan gadisnya nan basah dengan air mata disana.
Kanda Zulkarnaen..

Saat engkau membaca isi surat ini, mungkin aku sudah tiada lagi di sini.. aku kini bukanlah seorang gadis suci lagi yang layak untuk mendampingimu.. ketika pertama kali engkau hadir dalam kehidupanku, aku merasa sangat bahagia sekali.. engkau adalah sosok idaman hidupku yang selalu menjadi impianku semenjak kecil, engkau terlalu sempurna di mataku kanda.. segala perhatian yang kau curahkan pada diriku membuat aku mengenal arti indahnya sebuah cinta dan betapa sangat berartinya kehadiran seorang pria dalam hidupku.. namun selama ini kau balas kejujuranku ini dengan seonggok dusta yang kau simpan begitu rapi, hingga aku tak menyangka kebohonganmu itu telah membuat perjalanan hidupku berubah.. teganya engkau menjadi pemberontak dan membuatku harus jatuh ketangan penguasa.. apalah dayaku sebagai perempuan lemah dalam cengkraman mereka.. kakek telah tiada meninggalkan hutang yang menumpuk, sedangkan kamu merantau untuk sesuatu niat yang tak dapat kupercaya.. hingga saat Sobirin meminta aku harus memilih..ikut dia atau ikut kamu..dengan sangat menyesal aku harus menerima ketulusan cintanya untukku.. dan harus melepaskanmu.. karena aku yakin ia telah menabur benih dalam rahimku ini.. tak tahukah engkau penderitaanku semalam? Mereka menodaiku tanpa henti..engkaupun tak berdaya.. aku harus apa? Katakan padaku Zulkarnaen.. aku tak mungkin memilih mengikuti engkau dengan mimpi-mimpi buruk kita ini.. lupakan aku dari hidupmu.. aku tak pantas untukmu.. jangan khawatirkan aku lagi.. Sobirin telah berjanji akan membuatku bahagia, ia sungguh sangat mencintaiku.

Tak kuasa Zulkarnaen menekuni lanjutan kalimat isi surat itu lagi.. ia kini pergi meninggalkan rumah tersebut dengan langkah lunglai yang tertatih-tatih.. berusaha melupakan kenangan manis kekasihnya yang telah menjadi milik orang lain.

Artikel Terkait


Suka Dengan Artikel Ini ?
Judul: "Cerita ML Sama Gadis Desa Yang Cantik - Cerita Blue";
Ditulis oleh Unknown;
Rating Blog: 5 dari 5

0 komentar "Cerita ML Sama Gadis Desa Yang Cantik - Cerita Blue", Baca atau Masukkan Komentar

Posting Komentar